Cinnamomum Burmannii Blume, pernahkah
Anda mendengar istilah tersebut? Nama latin Cinnamomum merujuk pada kayu
manis. Dalam keseharian masyarakat, kayu manis bukan lagi hal baru. Ia
telah menyatu dalam dunia kuliner di Indonesia. Konon kabarnya, pohon si
kayu manis ini memang merupakan tumbuhan asli Asia Selatan, Asia
Tenggara dan juga Cina. Karena itu tidak heran jika keberadaannya di
Negara kita cukup melimpah. Kayu manis umumnya digunakan dalam berbagai
bidang industri. Mulai dari industri farmasi, minuman, makanan,
kosmetik, rokok, dan masih banyak lagi lainnya. Lintas industri ini
menggunakan kayu manis sebagai bahan baku bukan tanpa alasan. Selain
rasa dan aroma yang khas, ternyata kandungan kayu manis juga melimpah. Tidak heran jika kemudian ia juga digunakan sebagai bahan obat-obatan.
Senyawa Penyusun Kayu Manis
Jika didasarkan pada uraian seorang ahli bernama Thomas dan Duethi, diketahui bahwa senyawa yang mendominasi kayu manis adalah minyak atsiri, safrole, eugenol, tannin, cinnamaladehyde, kalsium oksalat, zat penyemak, dammar dan masih banyak lagi lainnya. Jika didasarkan pada kada, maka senyawa Cinnamaldehyde-lah yang paling besar. Jumlahnya bahkan mencapai 70% dari berat total kayu manis.
Untuk memahami kadar kandungan kayu manis, berikut kami sajikan data lengkapnya. Sampel yang digunakan adalah jenis Cinnamomum burmanni, yakni kayu manis yang banyak dijumpai di Indonesia. Adapun kandungannya sebagai berikut:
Jika diurai lebih detil, maka kita juga akan menjumpai senyawa minor seperti etil sinamat, betakarofilen, linalool, metil kavikol, cinnzelanol, kumarin, benzoate, benzyl, dan juga felandren. Semua senyawa yang terkandung di dalam kayu manis ini menjadikan ia bermanfaat dalam dunia pengobatan. Ada beragam penyakit yang bisa tertolong dengan menggunakan terapi kayu manis antara lain masuk anging, mengobati tekanan darah tinggi, asma, rematik, batuk, sariawan dan masih banyak lagi lainnya.
Kandungan kayu manis ini bisa didapatkan dengan cara mengkonsumsi minyak kayu manis atau juga ekstrak kayu manis bubuk. Minyak kayu manis diperoleh dengan jalan destilasi sedangkan ekstrak-nya diperoleh dengan jalan dihaluskan dan ditambahkan dengan pelarut tertentu.
Senyawa Penyusun Kayu Manis
Jika didasarkan pada uraian seorang ahli bernama Thomas dan Duethi, diketahui bahwa senyawa yang mendominasi kayu manis adalah minyak atsiri, safrole, eugenol, tannin, cinnamaladehyde, kalsium oksalat, zat penyemak, dammar dan masih banyak lagi lainnya. Jika didasarkan pada kada, maka senyawa Cinnamaldehyde-lah yang paling besar. Jumlahnya bahkan mencapai 70% dari berat total kayu manis.
Untuk memahami kadar kandungan kayu manis, berikut kami sajikan data lengkapnya. Sampel yang digunakan adalah jenis Cinnamomum burmanni, yakni kayu manis yang banyak dijumpai di Indonesia. Adapun kandungannya sebagai berikut:
- Kadar air 7,90 %
- Minyak atsiri 2,40 %
- Alkohol ekstrak 10 – 12 %
- Abu 3,55 %
- Serat kasar 20,30 %
- Karbohidrat 59,55 %
- Lemak 2,20 %
Jika diurai lebih detil, maka kita juga akan menjumpai senyawa minor seperti etil sinamat, betakarofilen, linalool, metil kavikol, cinnzelanol, kumarin, benzoate, benzyl, dan juga felandren. Semua senyawa yang terkandung di dalam kayu manis ini menjadikan ia bermanfaat dalam dunia pengobatan. Ada beragam penyakit yang bisa tertolong dengan menggunakan terapi kayu manis antara lain masuk anging, mengobati tekanan darah tinggi, asma, rematik, batuk, sariawan dan masih banyak lagi lainnya.
Kandungan kayu manis ini bisa didapatkan dengan cara mengkonsumsi minyak kayu manis atau juga ekstrak kayu manis bubuk. Minyak kayu manis diperoleh dengan jalan destilasi sedangkan ekstrak-nya diperoleh dengan jalan dihaluskan dan ditambahkan dengan pelarut tertentu.